OKE

MELIHAT SISI LAIN RENCANA JALUR KERETA DI IBU KOTA BARU ?

global.chinadaily.com.cn

Ibu Kota Negara (IKN) yang baru untuk menggantikan Jakarta, hampir bisa dipastikan akan ditempatkan dengan mengambil lokasi di wilayah provinsi Kalimantan Timur atau lebih spesifik akan berlokasi dan mengambil sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yakni Kecamatan Sepaku dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yakni Kecamatan Samboja yang akan membentuk sebuah provinsi baru, sebut saja provinsi tersebut adalah Provinsi Kalimantan Pusat dengan ibu kotanya adalah Martadipura Jaya. (klik berita terkait)

Terkait dengan daya dukung ibu kota baru tersebut, tentunya pemerintah pusat telah memikirkan alat transportasi massal pendukung untuk menuju ke pusat pemerintahan di ibu kota baru tersebut. Dan tranportasi kereta menjadi salah satu transportasi utama dari dan menuju ibu kota baru, seperti yang pernah disampaikan sebelumnya oleh Menteri Perhubungan maupun Menteri PPN/BAPPENAS dibeberapa media yakni menggunakan ART (Autonomous Rail Rapid Transit) atau Trackless Trem atau kereta tanpa rel.

ART / Trackless Tream merupakan transportasi massal seperti kereta pada umumnya namun tidak memiliki lokomotif dan berjalan di atas jalan dengan menggunakan virtual track sebagai pemandu yang dibaca oleh sensor serta memanfaatkan GPS. 

Teknik Sensor Pada Kereta : Membaca Jalur Track

Kelebihannya adalah ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi gas saat penggunaanya, tidak bising, dan dapat menampung jumlah penumpang yang relatif lebih banyak. Meski demikian terdapat beberapa kelemahan yaitu dalam pengoperasiannya menyebabkan penurunan kecepatan untuk moda transportasi lainnya karena harus berbagi jalur dengan transportasi lainnya.

Jalur atau koridor pertama yang akan di buat tentunya adalah jalur/koridor dari bandara terdekat menuju pusat ibu kota negara yakni dari Bandara SAMS Sepinggan - Balikpapan menuju IKN serta pengembangan kedepannya dari Bandara APT Pranoto - Samarinda menuju IKN, karena Kaltim baru memiliki 2 buah bandara tersebut yang levelnya Intenasional dan masih bisa dikembangkan untuk bisa didarati Boeing 777 dan Airbus A330 mengingat ketika didarati 747-400 saja masih sedikit ada hentakan rem karena panjang landasan masih belum mencukupi untuk landing dengan nyaman.

Kembali ke bahasan kereta. Rencana penyediaan jalur kereta ini sebenarnya masuk dalam program strategis nasional sudah cukup lama untuk mendukung Major Project sesuai dengan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Wilayah Kalimantan yakni Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim dan Pengembangan Wilayah Metropolitan Banjarmasin di Kalsel.

Sebagai informasi tambahan terkait konektifitas dalam Major Project tersebut, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga akan membangun jalur kereta sepanjang 215 kilometer yang menghubungkan kota Banjarmasin dengan kota Tanjung di Kabupaten Tabalong. Dengan demikian jarak Banjarmasin-Tanjung yang biasanya ditempuh dengan kendaraan sekitar 6-7 jam bisa dipangkas menjadi 1-2 jam menggunakan kereta listrik semacam Light Fast Train (LRT).

Dengan terbangunnya jalur kereta ini nantinya, maka hanya menyisakan sekitar 140 KM untuk mencapai Titik Nol ibu kota negara yakni dari perbatasan Kaltim-Kalsel di Kecamatan Jaro (Tabalong) - Kecamatan Muara Langon (Paser) menuju Kecamatan Sepaku (PPU) yang tentunya selain untuk transportasi massal dalam mendukung IKN, juga untuk angkutan barang dari/dan ke kota Metropolitan Banjarmasin atau destinasi lainnya.

Selain jalur tersebut, disebelah utara dan barat laut IKN juga direncanakan ada jalur kereta dari pesisir Maloy - Kutai Timur menuju Tabang di Kutai Kartanegara hingga perbatasan Kalteng dan jalur menuju utara hingga perbatasan negara tetangga, bahkan sampai ke Brunei.

Mari kita berandai-andai!

Saat kita naik kereta dari Bandung ke Jakarta atau sebaliknya dengan kereta eksekutif Argo Parahyangan (kereta berlokomotif) yang ditempuh selama lebih kurang 3 jam, biasanya saya nonton film yang disediakan atau malah tidur selama diperjalanan, mungkin sesekali bangun karena pemeriksaan tiket atau sekedar untuk ke toilet, karena memang merupakan kereta jarak jauh non-stop yang berbeda dengan KRL Bogor menuju Stasiun Jakarta Kota yang akan berhenti puluhan kali disetiap stasiun yang dilewatinya.

Rute KRL Bogor - Jakarta

Begitupula yang terbayang saat nanti hadirnya kereta listrik (LRT) jarak jauh Banjarmasin - Titik Nol IKN yang berjarak sekitar 360 KM yang jika nanti dioperasionalkan mungkin bisa ditempuh antara 2-3 jam non-stop. Begitupula Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan menuju Titik Nol IKN dan Bandara APT Pranoto Samarinda menuju Titik Nol IKN akan non-stop.

Lalu jika non-stop, daerah yang dilalui transportasi ini dapat apa?

Inilah PR pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk bisa dapat cipratan "cuan" dari aktivitas masyarakat urban dari sebuah ibu kota negara di sisi transportasi kereta untuk kemaslahatan dan kesejahteraan warga benua etam. 

Dan ini juga PR organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan serta keagamaan lokal untuk turut serta memberdayakan masyarakat lokal agar tidak menjadi "penonton kereta lewat" ? Jangan sampai seperti penduduk yang hanya dapat mendengar deru suara kereta karena dipisahkan jarak tembok/dinding pembatas dengan peradaban baru.

To Be Continue....

@fathur_kaltim
.
Gambaran Pemindahan IKN-IKN di DUNIA 

Related

viral 2124211368849091582

Posting Komentar

Terimakasih atas saran dan tanggapannya, segera akan dibalas !

emo-but-icon

Follow Me !

Viral

item